ya, aku tercenung masih
memikirkan degup setiap mata berkedut
betapa kuingin bercinta di balik
selembaran lidah kelu
beringsut-ingsut kaki di sapa buih
berkelindan rambut di guyur nafas
masihkah degupmu berdebar?
meski keterbelahan tubuh ini bergitu semu
telah melahirkan kanak dalam rahimku;
gunung, pohon, langit, burung, dan hujan
mencumbuimu, sekali lagi
dengan kepala dan nadiku
tubuh ini karam
pelukmu-pelukku
berpeluk kita
0 comments:
Post a Comment