satu satu luruh
mati menindih nafas mati
membusuk cacing bersama
menjadi akar
menjadi kayu
menjadi daun
menjadi aku
awan tambun
hujan tamak
mari bercumbu di tanah kelahiranku
di titik tertinggi aku bernaung bersama para dewa
memburumu hingga darah penghabisanku
akulah pemenang bagi diriku
tidak, aku tak akan menerkam punggung dan lehermu
sebab kedua culaku akan membawamu menjelajahi hutan
mendaki kehidupan dengan derap langkah penuh
tidakkah kau mencium wangi nadiku?
hawa tubuhku adalah nikmat khuldi yang kubawa
mari rayakan!
bersama anjing yang menggonggong di malam hari
akulah kehidupanmu
nanti
akulah kematianmu
nanti
0 comments:
Post a Comment