sialan !

/ /
sial !
para orator memadati sesak udara (lagi)
perutnya mengisi gelembung-gelembung suara 
ditengah kumpulan hitam kebakaran
bunyi guntur barangkali, menyesakkan degup
kenapa harus menggerutu?
aku hanya ingin menyelesaikan bacaanku
adakah bunyi lebih nyaring ketimbang busa-busa yang menempel 
di garis bibir?
membarah kaki busuk kucium 
dan perut yang terus mendera keributan 

asu ! seseorang berteriak
seseorang lain melantunkan doa dan menyelundupkan tuhan di balik tubuhnya
dan seseorang lain lagi menembaki kepalaku
kupinta hujan pada satu bait puisi di kaca jendela
dan kiranya akan membuat sebuah percakapan kepada kekasihku 
malam itu
saat aku melipat tubuh di ujung bukuku 

sialan!
kenapa tuhan tak meminta kita mati?
sialan!
kenapa tuhan tak kunjung bosan?

kanan mataku mengerling pada ujung jari kisut
oh, betapa cantik jemarinya terawat usia
saat ia menanyakan nama dan alamat rumahku
kudapati wajahku di balik jemarinya

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 fragmenhujan, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger