tidak ada yang tahu orang-orang ini akan pergi kemana, pun aku. kaki-kakinya menanggalkan bau nanah. sebab di sudut-sudut kota banyak tangan-tangan telanjang. menadah hujan demi sepiring nasi. tikus-tikus sibuk mencuri setangkup roti milik tetangga sebelah. aku lupa jalan pulang.
karenanya aku ingin melandai di punggungmu. sebuah perjalanan tanpa jendela juga bangunan. kamu hanya akan meramban peluh demi sepotong kayu untukku. nantinya.
sampai pada suatu pagi; puisi meranggas di cuping kopimu membentuk aksara. menjalar pada bilik kamar memasuki liang seggama. rapi-rapi disimpan sisa-sisa ciuman pada wangi subuh disela gerimis.
tidak ada pagi untuk hari ini, katamu. mungkin terlambat. sebab berita koran lebih dulu memagut harap si kaki nanah.
0 comments:
Post a Comment