tongkat

/ /
kerumunan wajah-wajah berderai debu
lagi (lagi) aku menangis geram
di antara asing lekuk tubuh dan
nafasku yang tak mampu kuhebuskan
di mata mereka
kau lihat ?
ini tongkat usang dan berkarat
semerbak wanginya 
membuat pohon-pohon menitikan embun
di selembaran daun yang mati menguning
belari
aku ingin berlari memapar wajah laut
sekedar meneriakkan; bangsat !
segalanya membuncah dan menggunung
hamparan kalbu meringkih lunglai
samar-samar doa menggulung lidah kata
di puncak malam kelam
inilah dunia tak tahu malu itu
saat mereka lantang sesumbar menjanjikan sabda-sabda
kemuliaan tuhan dimata kami
yang tak mampu melihat demi kerak-kerak nasi dipungut keluh
sebuah tongkat berjalan di kegelapan wajah
menguarkan rabaan 
sepanjang hujan
sepanjang panas
ini bukan tongkat musa
tak mampu menjadikanmu ular 
untuk menyusuri rong-rong dengan penuh dada
ini buka tongkat musa
tak mampu membelah vagina
untuk menghangatkan tubuhmu di mata perapian 
ini bukan tongkat musa
saat kau melihat
sesungguhnya kau buta
dan saat kau buta
sesungguhnya kau melihat
mencintai kegelapanan. mencintai dirimu

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 fragmenhujan, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger