//

/ /
lidah sumir bias remang pijar
menabik jendela wangi kematian randu
mereka menghisap manisnya api

deretan pasar penis malam kebakaran

pupur bumi pesona merekah delima
dan liang selamanya menganga meminta sujud sembah
membentang gurun cakrawala

ah, ini hidup aku membumi

padma perlahan menyinari semesta dari redupnya
kami menyemai dan mengakar segala penjuru

ya, aku tahu

seorang ibu tak memiliki nama
namanya adalah kematian pada sebuah masa
kedua tangannya raib di makani zaman
jangan kau sela
ia sedang menerjang kebisuan di sela-sela jemarinya

sementara tuhan meminta kami tak lagi perawan

hawa, melekat di tubuh
dosa, hawa di tubuh
sudikah kiranya kau menciumi kakiku, firdaus?

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright © 2010 fragmenhujan, All rights reserved
Design by DZignine. Powered by Blogger