skip to main |
skip to sidebar
"Aku ingin mengatakan bahwa aku suci tanpa dosa dan aku mempunyai seorang ibu yakni matahari dan ayah yang jumlahnya tak terhingga." katanya. "Aku tidak mengenal mereka, nama maupun wajah. Aku juga tak membaca huruf-huruf di atas kertas. Aku hidup dalam Rumah Kebahagiaan dan yang ada di hatiku hanyalah kesedihan. Siang bagi kalian adalah malam bagiku. Dan kebahagiaan kalian adalah kesedihanku. Kenikmatan bagi kalian, bagiku adalah rasa sakit. Kemengangan kalian adalah kekalahanku. Dan surga kalian adalah nerakaku. Kehormatan kalian adalah kehinaanku. Dan kehinaanku adalah kehormatan bagi kalian. Kesadaranku adalah kegilaan kalian dan kegilaanku adalah kesadaran kalian. Jika tubuhku mati maka hatiku tak akan pernah mati. Dalam diriku, yang mati paling akhir adalah otakku. Sehingga setidaknya dia akan tetap hidup. Semua yang ada padaku akan mati sebelum otak. Tak seorang pun dari kalian yang akan bisa mendapatkan otakku. Tak seorangpun. Walaupun kalian telah mendapatkan tubuhku, otakku masih jauh dari jangkauan kalian. Seperti mata sang mentari pada siang hari dan mata langit pada malam hari," katanya
Nawal El Saadawi - Jatuhnya Sang Iman
0 comments:
Post a Comment