denting dalam degupnya memburu dengan percepatan waktu
baru pukul tujuh pagi
akar pada tiap kepala-kepala ditumbuhi rerumputan yang mengalun
desirnya mengingatkan wangi akan mata air dipunggungmu
masih terlalu pagi
aku berdiam pada cibir keramaian
lembabnya malam
teriknya ruap pernafasan
hujan menawarkan petaka pada sela kerinduan
masing-masing di antara mereka menghela harapan
mencerna pagi, siang, dan malam
untuk kemudian menjadi sebuah bekal
hari ini, esok, dan seterusnya
pagi ini aku merangkum lolongan kepala
meneriaki kedunguan
menembaki kebisuan
kalian dengar?
mencerna pagi, siang, dan malam
untuk kemudian menjadi sebuah bekal
hari ini, esok, dan seterusnya
pagi ini aku merangkum lolongan kepala
meneriaki kedunguan
menembaki kebisuan
kalian dengar?
0 comments:
Post a Comment